5 February 2014

Parents Know You Best!

Kemarin gue nelfon nyokap gue yang berada nun jauh di Sumatra.
Biasanya gue kalo nelfon tuh selalu ditanyain gini, "Kenapa, De? Uangnya habis?". Agak miris ya dengernya wkwkwk. Berarti gue nelfon kalau lagi butuh uang bulanan doang.
Enggak kok, Ma, Pak. Sebenernya pengen nelfon, tapi kan jarang ada pulsa telfon. Maklum, mahasiswa. Jomblo lagi kan #eh.

Mungkin ada yang bingung kenapa orang tua gue ada di Sumatra. Nope, gue bukan anak perantauan. Justru nyokap gue lah yang merupakan orang perantauan. Keluarga gue dari tahun 1983 udah tinggal di Jakarta (pinggiran sih wkwk). Kakak gue yang pertama doang yang lahir di Yogyakarta. Kakak kedua gue sama gue dilahirkan di Jakarta. Ya intinya kami dibesarkan sejak kecil di Jakarta.

Nyokap gue adalah seorang wanita karier. Beliau sudah berkarier di tempat kerjanya sekarang ini sekitar 29 tahun terakhir. Singkat cerita, tahun 2012 kemarin nyokap gue dipindahtugaskan ke Jambi. Sebenernya nyokap gue udah sering ditawarkan untuk pindah tugas ke luar kota. Ini demi peningkatan kariernya juga. Tapi nyokap gue menolak karena daerah-daerah yang pernah ditawarkan kurang strategis. Bukannya gimana-gimana, lokasinya yang jauh dengan Jakarta amat dipertimbangkan.

Pada tahun 2012, nyokap gue akhirnya memutuskan untuk take the offer and the risks. Jadilah nyokap gue berangkat dan menetap di sana, ditemani dengan bokap gue yang sudah pensiun sejak tahun 2007. Gue, yang waktu itu udah jadi anak tunggal (karena kakak gue udah pada nikah), sebenernya sedih banget waktu tahu kalau nyokap bokap gue bakal menetap di luar kota untuk jangka waktu yang cukup lama. It means gue ditinggal di Jakarta sendirian, huhuhu. Tapi gue harus rela. Toh, ini semua buat gue juga.

So... Beginilah kehidupan gue satu setengah tahun terakhir ini. Ditinggal di Jakarta sendirian, di rumah cuma sama si mbak. Sebenernya nggak ada perbedaan signifikan sih begitu nyokap bokap gue pergi ke luar kota. Soalnya gue sejak tahun 2010 kan lebih sering tinggal di kostan. Paling yang beda ya cuma kalau pulang ke rumah ya nggak ketemu Mama & Bapak.

Alhamdulillah, selama ini nyokap bokap gue rutin banget pulang ke Jakarta. Kira-kira sebulan sekali lah mereka ke Jakarta. Jadi gue jarang banget merasa kangen berlebihan sama mereka. Ada sih saatnya gue down banget, sedih karena jauh dari orang tua. Tapi nggak sering. Itu cuma kalau lagi mellow aja.

Oh, back to the topic, kemarin tuh gue lagi pengen banget curhat sama nyokap gue. Akhirnya gue minta ditelfon deh, hahahaha nggak mau rugi. Orang tua tuh memang yang paling mengerti anak. Nggak salah gue kemarin konsultasi sama nyokap gue. Jadi kemaren gue itu ceritanya lagi bingung mau daftar apa untuk kegiatan non-akademis di kampus. Soalnya bulan-bulan begini banyak oprec everywhere. Terutama yang organisasi. Karena gue merasa gue masih bingung arah hidupnya ke mana, alhasil gue nelfon nyokap gue.

Dan banyak banget yang gue dapatkan dari Mama. Gue puas banget sama jawabannya Mama. Menjawab kegalauan dan kebingungan gue. Ya, intinya sekarang ini bukan lagi saatnya ngikutin temen. Sekarang kita harus udah tau mau ke mana. Bagus buat orang lain, belum tentu buat diri kita. Jadi jangan sekali-sekali ngikutin orang lain. Just be yourself. Nggak usah ikut-ikutan angin mengarah ke mana dan air mengalir ke mana.

Setelah dapat pencerahan, gue sekarang udah bisa figure out sebenernya mengarah ke mana gue ini. Kemarin-kemarin ini gue masih sering kepengaruh sama temen-temen gue. Temen gue begini, gue ikutan. Temen gue begitu, gue ikutan. Orang ngomong begini, gue terpengaruh. Orang ngomong begitu, gue terpengaruh. Jadi membuat gue nggak tahu harus mengarah ke mana karena selalu ingin berpindah arah tiap kali ada penunjuk arah yang berbeda.

Inti yang ingin gue sampaikan di sini adalah, kalau lo lagi galau dan bingung ingin bertanya pada siapa, tanyakan aja sama orang tua. Because they know you best. Insya Allah, jawaban mereka adalah jawabannya Allah SWT. Kan ridho-nya mereka, ridho Allah SWT. Eh, tapi jangan tanya soal UAS yang belum keluar ya hahaha #nggaklucu.

No comments:

Post a Comment